Shop now to get your free shipping offer. SHOP NOW

Tips and Trick Mengatasi Perbedaan Cuaca Saat Ikut Marathon di Luar Negeri

Tips and Trick Mengatasi Perbedaan Cuaca Saat Ikut Marathon di Luar Negeri

Ikut marathon di negara empat musim bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Ada banyak hal baru yang bakal didapatkan, mulai dari perbedaan bahasa, budaya, makanan, hingga nuansa kota yang berbeda dengan Indonesia. 


Akan tetapi, ikut event marathon di luar negeri bisa mendatangkan masalah baru karena adanya perbedaan suhu, cuaca dan waktu. Terutama bagi mereka yang belum pernah ke luar negeri. 


Tidak perlu khawatir akan hal tersebut. Artikel ini akan memberimu pencerahan bagaimana cara mengatasi perbedaan suhu dan waktu yang terjadi di negara tempat kamu berlomba dengan Indonesia.


Tips dan trik yang akan dibagikan oleh SUB Jersey ini bersumber dari Ong Sin Kwei. Seorang pelatih dan pelari yang sudah berpengalaman ikut tiga World Major Marathon. Yaitu Tokyo Marathon, Berlin Marathon, dan terbaru London Marathon. 


Baca juga: Pengalaman Luar Biasa Dari London Marathon 2024 Bagi Ong Sin Kwei


Dijamin pengalaman itu dapat membantumu untuk beradaptasi dengan perbedaan suhu, cuaca, dan waktu. Penasaran bagaimana? Simak artikel di bawah ini, ya. 


Bangun Pondasi Badan yang Kuat

Sebenarnya setiap tubuh punya batas toleransi yang berbeda-beda soal suhu. Ada yang kuat memakai kaos lengan pendek di suhu 6° celcius seperti Coach Ong, ada juga yang tidak. 


Oleh karena itu, perlu membangun pondasi badan yang kuat sebelum berangkat. Latihan yang cukup, menjaga kesehatan dengan menyeimbangkan istirahat dan aktivitas, serta makan makanan yang bergizi seimbang. 


Mandi Dengan Air Dingin

Percaya atau tidak, inilah yang dilakukan Coach Ong Sin Kwei untuk beradaptasi dengan suhu yang dingin di London. Saat mandi ia memang memakai air panas. 


“Pada saat sudah selesai mandi, bilas badan dengan air dingin secara bertahap sampai menyamai dengan suhu udara di luar,” kata coach 42 tahun tersebut. 


Biasanya ia mulai dengan bagian kaki terlebih dahulu. Kalau sudah terbiasa, perlahan-lahan naik ke badan. Bagian kepala menjadi yang terakhir. 


Walau terkesan menyiksa, cara ini terbukti manjur. Ia bisa tahan mengenakan pakaian lengan pendek dan celana pendek untuk latihan di luar selama 2-3 jam. Coach Ong sudah menerapkannya sejak ikut Tokyo Marathon. 


Baca juga: Beberapa Fakta Menarik Mengenai London Marathon


Pertimbangkan Bawa Jaket Thermal atau Jas Hujan

Menurut Coach Ong, tantangan terbesar saat di London adalah anginnya yang kencang. Sudah dingin, berangin pula. Jadi rasa dinginnya terkesan berlipat. 


Tidak ada salahnya mempertimbangkan membawa jaket thermal atau jas hujan untuk mengatasi kondisi tersebut. Seperti yang Coach Ong lakukan. Kebetulan ia sempat mampir ke Edinburgh di Skotlandia yang memiliki hawa dingin melebihi London. 


Coach Ong sempat memakai SUB Waterproof Barrier Jacket untuk menjaga tubuhnya tetap hangat. SUB Waterproof Barrier Jacket memang didesain untuk memerangkap hawa panas sehingga tubuh terasa hangat selama berada di cuaca dingin. 


Saat race, Coach Ong memilih memakai jas hujan plastik sekali pakai selama menunggu di garis start yang berada di Blackheath. Karena cuaca sangat berangin, ia tentu harus menjaga tubuhnya agar tetap fit supaya bisa finis London Marathon. 


Jas hujan plastik sekali pakai sangat praktis. Tidak berat dan bisa langsung dibuang begitu race dimulai. Sehingga tidak harus bawa barang terlalu banyak selama perlombaan berlangsung. 


Datang ke Negara Tujuan Minimal Empat Hari Sebelum Race

Tantangan utama berlomba di luar negeri sebenarnya bukan hanya perkara suhu dan cuaca saja. Yang paling krusial ialah tentang perbedaan waktu antara negara tersebut dengan Indonesia. Itu yang paling mempengaruhi kondisi tubuh menjelang perlombaan. 


Coach Ong sangat menyarankan untuk datang ke negara tujuan minimal empat hari sebelum race berlangsung. Pasalnya tubuh harus beradaptasi terlebih dahulu dengan waktu setempat. Setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk beradaptasi. 


Makanya paling tidak datanglah seminggu sebelumnya. Agar jam biologis tubuh bisa menyesuaikan dengan waktu di negara tersebut. Apalagi kalau negaranya punya perbedaan waktu hingga enam jam lebih. 


“Seperti London itu bedanya enam jam. Di sana sudah gelap waktunya tidur, tapi badan kita masih segar karena masih ikut waktu Indonesia. Itu yang bakal bikin pusing,” tuturnya. 


Tetap Latihan Menjelang Race

Datang jauh-jauh hari memberimu kesempatan untuk latihan sambil beradaptasi dengan kondisi lingkungan negara tersebut. Bahkan kalau beruntung, kamu bisa sekalian survey rute yang akan dipakai untuk marathon. 


Agar tubuh lebih cepat beradaptasi dengan suhu pastinya kamu harus tetap latihan. Jangan bermalas-malasan karena rasa lelah yang kamu rasakan akibat perjalanan jauh yang harus ditempuh. 


Itu tadi segelintir tips and trick untuk mengatasi suhu dingin di luar negeri dari Coach Ong. Kira-kira apakah kamu sudah pernah mencoba salah satunya?


Ingat untuk selalu mendengarkan respon tubuhmu di mana pun dan kapan pun. Jangan terlalu forsir agar tubuh tidak kelelahan. 


Semangat terus mengejar marathon impianmu, ya. Semoga sukses 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published