Shop now to get your free shipping offer. SHOP NOW

Pengalaman Luar Biasa Dari London Marathon 2024 Bagi Ong Sin Kwei

Pengalaman Luar Biasa Dari London Marathon 2024 Bagi Ong Sin Kwei

London Marathon 2024 tidak pernah masuk dalam list event impian Ong Sin Kwei. Tetapi nasib baik mengantarnya untuk ikut ajang yang masuk kategori World Major Marathon tersebut. Ong menjadi satu dari sekian puluh ribu pelari yang berpartisipasi pada lomba marathon yang digelar Minggu, 21 April 2024 lalu. 


Coach Ong, sapaan akrabnya, memperoleh pengalaman yang luar biasa di sana. Meski ini bukan WMM perdananya, tetapi ia mengakui kalau London Marathon memiliki vibes yang sangat berbeda dibanding Tokyo Marathon atau Berlin Marathon yang pernah diikutinya. 

 


Sejak bergulir pada 29 Maret 1981, London Marathon sudah melabeli event ini sebagai charitable race. Namun, Coach Ong tidak menyangka gerakan amalnya bakal semasif itu dan dilakukan oleh berbagai kalangan. 


"Aku salut di London banyak yang run for charity. Semangat mereka untuk charity luar biasa," kata Coach Ong saat mengobrol dengan SUB Jersey. 


Baca juga: Beberapa Fakta Menarik Mengenai London Marathon


Coach Ong mendapat pemandangan yang tidak biasa selama race. Mulai dari menyaksikan bagaimana Lloyd Martin menjadi partisipan termuda dengan Down Syndrome mampu menyelesaikan full marathon

 


Juga melihat langsung perjuangan David Picksley yang menjadi peserta tertua berusia 91 tahun yang berhasil finis London Marathon. Serta masih banyak kejadian menakjubkan lainnya. Semua itu ia saksikan bersama SUB Jersey. Ya, Coach Ong memilih mengenakan SUB Running Tee Streamline Lilac Purple untuk London Marathon 2024. 


“Aku sempat bertemu di rute ada pelari bawa terompet buat dimainin selama lari. Ternyata dia pengidap cancer di tiga titik dan dia lari untuk pengidap cancer lainnya,” cerita Coach Ong.


Baca juga: Mengenal Lebih Dalam World Major Marathon, Yuk!


Hal tersebut tak pelak menyuntikkan semangat bagi Coach Ong untuk bisa menuntaskan London Marathon pertamanya. Apalagi keikutsertaannya di ajang ini sebenarnya juga untuk menjadi pacer bagi kliennya. 

 


Otomatis ia harus tetap semangat dan menularkan motivasi positif agar sang klien bisa finis dengan target waktu yang sudah ditetapkan. Meskipun harus diakui London memiliki cuaca yang cukup menantang dengan angin kencang dan dinginnya. 


“Pas angin kencang itu sempat teriak-teriak. Kalau lari jarak jauh ‘kan pasti di tengah-tengah kondisi sudah mulai turun. Ditambah ada angin kencang. Jadi banyak yang teriak-teriak buat tetap semangat,” ujarnya. 


Beruntung ia tidak mengalami kendala apapun selama sisa race. Mungkin itu juga berkat antusiasme yang tinggi dari penonton. Coach Ong mengaku baru kali ini melihat penonton tidak putus sepanjang rute dari start di Blackheath hingga garis finis di The Mall.


Pelari 42 tahun ini mencatatkan waktu 4 jam 51 menit 40 detik untuk menuntaskan rute London Marathon sejauh 42 km tersebut. Ini memang bukan catatan terbaiknya untuk full marathon. Tetapi London Marathon ini menjadi ajang untuk mengembalikan mentalnya setelah off marathon selama pandemi. 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published